Artikel Baru

Cara Membuat Bekatul Sendiri dari Sekam

Cara Membuat Bekatul Sendiri dari Sekam


cara membuat bekatul dari sekam padi, cara membuat mesin dedak bekatul, cara membuat mesin penepung sederhana, harga mesin bekatul mini, harga mesin giling sekam jadi bekatul, cara membuat pakan ayam dari limbah sayuran, cara memberi makan ayam dengan dedak, daftar harga mesin penggiling sekam.


Dalam membuat dedak bekatu dari sekam sebenarnya mudah, asal mempunyai mesin penepung sekam atau alat giling dedak bekatul.




Video Mesin Pembuat Bekatul


Proses dalam pembuatan bekatul dedak :

  • Pastikan sekam padi yang akan dibuat dedak dalam kondisi kering sempurna atau kadar air hampir 2 %.
  • Karena bila sekam padi tidak pada posisi kering maka sulit keluar dari mesin penepung sekam.
  • Bila sekam sudah kering maka masukan kedalam mesin untuk digiling.
  • Besar ukuran dedak atau bekatul ditentukan oleh saringan mesin dengan ukuran saringan tertentu.
  • Beri wadah pada keluargan corong mesin dengan karung agar dedak bekatul tidak terbang kemana-mana.
  • Dedak bekatul siap diolah menjadi pakan fermentasi kering untuk ayam pedaging atau lainnya.



Bekatul atau dedak halus telah lama digunakan jadi kombinasi pakan ternak seperti bungkil jagung serta kedelai. Tidak hanya harga nya murah, Rp1.200 – Rp1.500/kg, kandungan protein yang dikandung kulit bulir padi itu lumayan tinggi sampai 10 – 12%. ‘Pemakaian bekatul sampai 20 – 30% dari keseluruhan pakan,’ kata Sobri. Sayangnya, bekatul gampang tengik sebab mempunyai ikatan asam lemak tidak jemu. 

Kekurangan lain, bekatul memiliki kandungan asam fitat. Asam ini adalah zat antinutrisi yang dapat berikatan dengan mineral dan protein seperti Ca, P, Fe, Zn, serta Mg. ‘Asam fitat susah larut di air serta tahan panas. Karenanya bekatul susah diolah,’ kata Sobri yang merangkap dosen peternakan di Kampus Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur. 

Enzim fitase 

Asam fitat di bekatul memang bisa menghalangi perkembangan. Terikatnya fosfor, contohnya, mengganggu perkembangan tulang serta kenaikan berat badan ayam. Menurut Ir A rnold P Sinurat, MS. PhD, periset penting Balai Riset Ternak (Balitnak) di Ciawi, Bogor, ayam butuh 0,4 – 0,5% fosfor di pakan. Jumlahnya fosfor turun sebab terikat asam fitat. ‘Fosfor yang ada cuma 0,25%,’ kata Arnold. Karenanya diperlukan enzim fitase untuk tingkatkan kandungan fosfor. 

Enzim fitase merusak asam fitat jadi lebih simpel. Pada hewan ruminansia, enzim fitase di produksi oleh rumen. Berlainan dengan keluarga monogastrik alias lambung tunggal seperti keluarga unggas, enzim fitase yang dibuat dikit. 

Enzim fitase bisa di produksi lewat fermentasi. Ialah Sujono yang menfermentasi bekatul semenjak 2001. Sujono menggunakan kapang tempe Rhizophus oligosporus yang gampang didapat sekitar 2%. Itu dapat dibuktikan dapat merusak asam fitat jadi asam lemak tidak jemu. Waktu itu karbohidrat, lemak, serta protein terhidrolisis jadi senyawa simpel. 

Dalam bekatul terfermentasi juga ada asam lemak tidak jemu tunggal serta majemuk, anti-oksidan unsur 2, dan enzim superoksida dismutase. Diluar itu vitamin B serta asam amino bertambah. Asam amino, contohnya, naik dari 7,36% jadi 12,37% serta protein dari 12,09% jadi 18,82%. Ujungnya proses metabolisme semakin lancar serta perkembangan maksimal. 

Rendah cholesterol 

Berdasar pada penilaian Sujono bagian bekatul fermentasi jadi kombinasi pakan bisa dinaikkan sampai 40%. Ini memberikan keuntungan peternak sebab mengirit ongkos pakan. Biaya fermentasi bekatul Rp150 – Rp200/kg. ‘Ini masih lebih hemat Rp200/kg dari keseluruhan ransum,’ papar Sobri. Nilai itu dihitung dari harga pakan yang selalu bertambah: jagung Rp2.500 – Rp3.000/kg serta kedelai Rp5.600/kg. 

Bekatul fermentasi mempunyai kelebihan lain, yaitu turunkan cholesterol daging dari 54,44 mg jadi 29,59 mg. Begitupun cholesterol telur, turun jadi 196,49 mg/100 g bahan kering dari 252,07 mg/100 g bahan kering. Itu berarti, daging serta telur ayam broiler sehat dikonsumsi. 

Tidak cuma bekatul, bahan lain seperti kompak heavy phase (SHP) dari sampah cair sawit, singkong, daun singkong, onggok, kelapa, ampas sagu, serta biji kopi, dapat difermentasi untuk kombinasi pakan. Itu dikerjakan Balai Riset Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor. Pada 2007 balai itu mengenalkan fermentasi SHP jadi alternatif 25% jagung. Mikroba yang digunakan begitu adaptif, gampang berbiak, serta tidak membuahkan toksin. 

Proses fermentasi tunjukkan berlangsungnya penurunan serat kasar, penambahan protein, asam amino, serta daya metabolisme. Dengan memfermentasi beberapa bahan kombinasi pakan, seperti bekatul serta SHP, peternak mendapatkan banyak keuntungan



No comments