Artikel Baru

Jual Janggel Jagung

Kisah Saras Ningrum, Perempuan Disabilitas Pengrajin “Janggel” Jagung - suaramerdeka.com
Hohoho, selamat pagi, artikel ini akan dibahas tentang jual janggel jagung Kisah Saras Ningrum, Perempuan Disabilitas Pengrajin “Janggel” Jagung - suaramerdeka.com simak selengkapnya lebih dalam tentang Kisah Saras Ningrum, Perempuan Disabilitas Pengrajin “Janggel” Jagung - suaramerdeka.com.

img_title

  • Berdayakan Disabilitas Lainnya, Pasarkan Produk ke Pejabat

  • Selasa, 7 Juli 2020 | 15:45 WIB
  • Penulis:
    • Ilyas al-Musthofa

REMBANG, suaramerdeka.com – Bagi sebagian kalangan keterbatasan fisik atau disabilitas menjadi kendala dalam berkarya dan berinovasi. Kondisi itu sering menjadi titik lemah sehingga para penyandangnya tak jarang ciut nyali sebelum benar-benar berkreasi.

Namun, hal itu ternyata tidak berlaku bagi Saras Ningrum (38). Keterbatasan fisik yang dialami perempuan asal Desa Sendangmulyo Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang Jateng itu, justru menciptakan motivasi dalam berkreasi.

Kisah Saras Ningrum, Perempuan Disabilitas Pengrajin “Janggel” Jagung - suaramerdeka.com

Buktinya, perempuan disabilitas tersebut berhasil memanfaatkan limbah bonggol jagung alias “janggel” sebagai bahan kerajinan bernilai jual tinggi. Saras berhasil mengubah bonggol jagung menjadi aneka kerajinan tangan menarik.

Berbagai kerajinan yang sudah ia pasarkan berbahan bonggol jagung antara lain adalah once rokok, bros jilbab, tempat tisu, tempat lampu tidur dan lainnya. Barang-barang tersebut sebagian sudah memiliki pelanggan khusus.

Lebih hebatnya, di tengah situasi pandemi Covid-19 Saras berhasil memberdayakan kalangan disabilitas lainnya, serta kalangan dhuafa, sebagai karyawan. Mereka dilatih oleh Saras terlibat dalam pembuatan berbagai kerajinan tangan karyanya.

Saras membayar mereka sesuai dengan karya dan pekerjaan yang dilakukan. Langkah tersebut ditempuh Saras lantaran banyak kalangan disabiitas dan orang kurang mampu yang semakin terjepit seiring pandemi Covid-19.

“Saya kasihan melihat beberapa tetangga yang kebetulan pekerjaannya berhenti karena Covid-19, termasuk kalangan disabilitas. Akhirnya saya tergerak mengajak mereka mengerjakan kerajinan,” terang Saras.

Setelah berjalan, bukan berarti usaha Saras tanpa kendala. Ia mengalami keterbatasan dalam memasarkan kerajinan yang dibuatnya. Akhirnya ia mencoba menghubungi para pejabat di lingkup Pemkab Rembang untuk ditawari kerajinan.

Kisah Saras Ningrum, Perempuan Disabilitas Pengrajin “Janggel” Jagung - suaramerdeka.com

Untungnya, sebagian pejabat tersebut tertarik dan berkenan membeli lantaran karya Saras memang memiliki nilai jual menarik. Tentu saja, alasan lain pejabat tersebut adalah kerajinan itu dikerjakan kalangan difabilitas Rembang.

Selain kepada pejabat, Saras juga memaksimalkan jaringan yang dimilikinya untuk ditawari produk. Ia memanfaatkan medias sosial berbagai platfom untuk berjualan. Cara yang dilakukannya tersebut sebagian membuahkan hasil karena akhirnya diorder orang.

“Saya kelemahannya di sana, terkait pemasaran. Sementara saya tawarkan kepada pejabat di lingkup Pemkab Rembang. Saya keliling sendiri mendatangi mereka, untuk menawarkan produk. Sebagian ternyata tertarik, dan membeli,” ujarnya.

Jalani Sendiri

Sayangnya, Saras belum memiliki manajemen marketing yang memadai. Sementara ini, semua tahapan bisnis, mulai produksi sampai pemasaran nyaris ia jalani sendiri. Hanya tahap produksi yang ia melibatkan orang lain, sesama disabilitas. Kadang-kadang, saat pemerintah menggelar pameran produk UMKM, ia menjadi salah satu yang terdepan terjun sebagai peserta.

Karya kerajinan yang dibuat Saras memang bernilai tinggi. Kotak tisu bonggol jagung misalnya, yang sukses dijual dengan harga antara Rp 140 ribu sampai Rp 200 ribu setiap unitnya. Harga tergantung tingkat kesulitan dan estetikanya.

Saat ini, Saras masih memendam harapan, kalangan disabilitas di Kabupaten Rembang semakin berdaya. Maka dari itu, ia terus mendorong agar ada optimalisasi di organisasi difabilitas sebagai penjembatan mereka mengembangkan potensi.

“Saya berharap kerajinan bonggol jagung karya kalangan disabilitas ini mendapat perhatian pemerintah. Perhatian itu bisa berwujud alat, modal atau bantuan pemasaran. Sehingga, ke depan kerajinan ini benar-benar menjadi ciri khas Rembang,” tandasnya.

Berita Lainnya

  • img_title

    Liputan Khusus

    15 Juli 2020 , 09:24 WIB

    Tempat Cuci Tangan Injak dari Kayu, Inovasi Mahasiswa UNS

    Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), Nina Sofiatun (21) asal dari Jepara pun menciptakan tempat cuci tangan injak dari kayu bersama tetangganya. Nina mengungkapkan, pembuatan tempat cuci tangan injak tersebut cukup sederhana sama seperti pola membuat kursi. Hanya saja ditambah dengan dua injakan untuk sabun dan air.

  • img_title

    Liputan Khusus

    14 Juli 2020 , 20:55 WIB

    Beradaptasi dengan Persidangan Online Selama Pandemi

    Wabah virus Covid-19 memaksa perubahan kepada begitu banyak aspek kehidupan. Tuntutan untuk bisa menjaga jarak dan mengurangi interaksi dengan banyak pihak tak pelak berimbas pada berbagai sendi kehidupan mulai dari sosial ekonomi, budaya, pendidikan hingga bidang hukum yang selama ini lekat dengan tatap muka saat persidangan. Era digital sudah di depan mata dan harus dihadapi, pun dengan masa pandemi menuntut penggunaan teknologi informasi yang didalamnya penuh tantangan.

  • img_title

    Liputan Khusus

    14 Juli 2020 , 14:45 WIB

    Berdayakan Petani Menembus Pasar Luar Negeri

    BEBERAPA perempuan di Desa Tlahab Kidul, Kecamatan Karangreja terlihat sibuk membungkus buncis di rumah usaha milik Ngahadi Hadi Parwoto. Buncis segar tersebut dipasok dari para petani di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Dalam memberdayakan petani ia terus mendorong mereka untuk memiliki mental wirausaha. Meskipun telah mengekspor buncis, tak lantas membuat ia berpangku tangan. Ia terus menggali potensi komoditas pertanian yang dapat dipasarkan perusahaan makanan olahan maupun pasar ekspor.

  • img_title

    Liputan Khusus

    11 Juli 2020 , 14:57 WIB

    Bank Sampah Terbukti Mampu Kurangi Limbah

    Keberadaan bank sampah sebenarnya sudah ada cukup lama. Di sejumlah daerah terbukti mampu mengurangi berbagai limbah terutama plastik yang menjadi persoalan utama sampah. Sayangnya, banyak bank sampah yang mati suri sehingga tak mampu beraktivitas.

Begitulah pembahasan perihal Kisah Saras Ningrum, Perempuan Disabilitas Pengrajin “Janggel” Jagung - suaramerdeka.com semoga info ini berfaedah terima kasih

untuk beli alat pembuat janggel jagung bisa menghubungi kami. 

mesin giling janggel jagung

Artikel ini diposting pada label jual janggel jagung, jual janggel jagung giling, harga janggel jagung giling,

https://www.suaramerdeka.com/news/liputan-khusus/233759-kisah-saras-ningrum-perempuan-disabilitas-pengrajin-janggel-jagung

No comments